Senin, 09 Desember 2019

Selamat Memperingati 😄








Selamat 3 tahunan..
Mungkin kata sebagian orang 3 tahun itu lama, ada pula yang mengatakan 3 tahun itu baru sebentar, bagi ku 3 tahun  belum cukup merelakan dan melupakannya. Karena masih terus penasaran apa yang sebenarnya terjadi saat itu.

Tahun ini malah semakin terpikirkan apa mengapa bagaimana ???
Semakin aku ingin melupakannya dan masa bodoh semakin kuat rasa ingin tahu dan kesedihan yang membangkit.
Dulu aku baik-baik saja, slow, santuy (kalau orang bilang sekarang). Tapi kenapa makin kesini semakin....
Ooohhh....

Benar semakin aku terasa sakit dan tanpa ku sadari ada yang membuat pandangan mata ku tidak jelas, semacam berkaca-kaca lalu ada air yang membasahi pipi ini.
Percaya atau tidak,
Yaaa,, inilah aku yang sesungguhnya, mungkin ini adalah aku yang seharusnya tiga tahun lalu lakukan. ”Menangis”. Tapi tidak aku lakukan, tidak pernah sedikit pun menetes air mata ku saat itu. Bahkan saat menatap cermin pertamakali.
Aku tidak kaget, aku biasa saja, bahkan dipandangan ku, aku terlihat baik-baik saja. Ibu ku saksinya betapa aku menyakinkan ibu ku bahwa aku baik-baik saja. Bahkan beliau yang terlihat tidak baik-baik saja.

Aku memang melihat orang disekitar ku memasang muka panik, takut, bahkan ada yang menitikan air mata, termasuk ibu ku yang telihat tidak menangis tapi matanya sembab.

Tepat pukul 05.00 WIB (10/12/16) aku melihat raut wajah mereka yang macam-macam tersebut yang berada di samping kiri kanan ranjang ku terbaring. Jam dinding yang pertamakali ku lihat, baru lah mereka yang menemaniku entah sejak kapan, i don’t know.. (Ceritanya yang ku tahu dan masih ku ingat).

Bukan aku tidak bersyukur atau tidak ikhlas, tapi entah apa dan bagaimana aku menyebutnya pun tidak tahu. Makum lah, manusia itu inginnya selalu sempurna, mungkin begitu. Entah dalam hal apa.

Dasar aku ini adalah manusia yang tidak tahu diri. Tidak lihat bagaimana orang disekitarku. Mereka masih banyak yang lebih buruk nasib nya ketimbang diriku ini.

Maka ketika aku lihat foto kenangan dulu, betapa bersyukurnya aku sekarang makin dewasa, merasa semakin lebih baik sedikit tapi tidak boleh sombong yee kan.. haha

Ada satu hal lagi yang membuat ku masih terpikirkan.
Aku masih merasa bersalah meski aku sudah berterimakasih dan memohon maaf secara langsung.
Tapi lewat tulisan ini aku ingin mengulang kembali permohonan maaf dan bertermakasih sebanyak-banyaknya dan setulus-tulusnya kepadamu seseorang yang menemaniku bahkan mungkin selalu di sampingku hingga aku sadarkan diri.

Terimaksih atas perhatian dan waktu mu yang kamu habiskan untuk ku saat itu.
Maaf atas kekecewaan yang telah aku buat saat itu, bahkan mungkin aku sangat kejam terhadap mu bahkan terhadap orang tua mu yang mengetahuinya. Aku tidak bermaksud tapi mungkin itu yang terbaik. Dan sering kamu tanya alasannya mengapa, mungkin aku jawab namun aku tidak tahu berapa persen kebenarannya dan berapa persen kebohongannya. Hati selalu bertolak belakang dengan pikiran serta berbeda lagi ketika di ucapkan oleh mulut. Tidak ada yang tahu, termasuk diri ku sendiri. Mungkin cuma Allah lah yang tahu.

Kelemahan ku, aku adalah manusia yang malas mencari ribut dan masalah. Aku manusia yang mungkin lebih ego yang tidak pernah orang tahu dan selalu menutupi kebenaran yang ada pada diriku bahkan diriku sendiripun tidak tahu apa yang sedang terjadi di kehidupan ku, pikiran dan hati ku yang selalu berlawanan.
Percayalah aku hanya ingin semua baik-baik saja, tanpa ada masalah, tetap berteman dan jaga silaturahmi. Bahkan mungkin aku sering merelakan kebahagian ku demi melihat orang lain bahagia, dan aku adalah manusia yang gampang terperdaya oleh rayuan dan kemelasan manusia lain.


Siapa pun kita sebelumnya, saudara kah, sahabat kah, teman kah, musuh kah dan apalah itu sebutannya aku ingin kita baik-baik saja. Jangan menghindar. Aku siap berpura-pura seperti dulu, berpura-pura baik-baik saja misalnya, agar semuanya tetap baik-baik saja seperti biasa.


Dan ini lah cerita kenangan terakhir ku tentang kejadian itu, aku harap di tahun selanjutnya aku tidak akan pernah memikirkan ini lagi. Membahasa ini lagi. Karena aku pun benci ketika ada orang yang masih mempertanyakan dan mengungkit cerita kejadian itu. Aku terus berusaha ikhlaskan semuanya karna Allah pasti berikan jalan cerita yang terbaik buat ku dan buat kita semua.😇



(09 Desember 2016 – 09 Desember 2019)

Senin, 16 September 2019

Mantra apa ?!




Aku mulai bosan dan bahkan membenci berada di posisi ini !
entah mengapa aku lelah bersabar.
setan apa yg merasuki tubuh ini ?
entah apa yg telah membisikkan mantra jahat ke telinga ini !

Ingin aku bicarakan pada dunia tapi aku tak pantas, aku tau ini semua sudah keputusan-Nya tapi mengapa kini semakin hari aku semakin melemah, mengapa semakin hari semakin rapuh menggerogoti keyakinan.

Kini hati ku bukan batu karang yg masih utuh,
Kini batu karang itu mulai terkikis oleh ombak kencang yg terus menghantam.

Aku mohon bisikan aku mantra kekuatan jgn mantra yg membuat ku lemah !
Tlong beri aku obat hingga aku benar-benar yakin mampu untuk bangkit kembali.

Terkadang ia sangat kuat bahkan terlihat sangat amat kuat.
Tapi terkadang bila ia mulai sendiri dikesunyian malam mulai lah ia merasakan sebuah rasa.
Rasa yg tak pernah mau ia rasakan sebelumnya, tapi kini tak terbendung, rasa itu semakin kuat hingga ia pecah dikesunyian malamnya.
Ia tak bisa lagi menutupi rasa lelahnya akhir-akhir ini, entah mengapa !

Jumat, 12 April 2019

Inspirasi Tulisan

Aku kehilangan syair dan berhenti menulis  ketika aku memutuskan mulai berhenti merindukanmu entah sejak kapan dan kenapa.

Bagiku merindukan mu membuat ku menulis. Menulis sajak-sajak yg aku pun tak tau datang dari mana seolah mata ku melihat tulisan-tulisan, mulut yg terus berkomat kamit dan tangan yg terus memegang pena tinta untuk dituliskan di secarik kertas putih bahkan di notice ponsel.

Kini aku sadar bahwasanya ispirasi dalam sajak ku adalah dirimu. Namun kini inspirasi itu telah pergi, ia menghilang seperti kau yg menghilang dari peredaran ku dalam waktu yg tdk sebentar, cukup lama atau bahkan bisa dikatakan sangat lama (bertahun-tahun).

Kau yg membuatku menyukai dan terus berusaha menulis, dan kini aku berhenti bukan karena ke inginan ku tapi memang sudah takdirnya dan sejak ini aku mulai kehabisan kata-kata untuk menulis, semua sirna dari pandangan dan pikiran ku, bahkan aku mulai biasa saja tak begitu suka menulis lagi.

Because you are my inspiration.
Thank's