Selasa, 13 Oktober 2015

Percaya Diri (PD)

Menurut gua, percaya diri (PD) itu muncul dari beberapa faktor pendukung.

Pertama_faktor ekonomi: orang akan PD dengan adanya faktor ini sebagai penunjangnya. Bisa membeli apa yang diinginkan demi menunjang penampilan.

Kedua_faktor fisik: seperti ketampanan atau kecantikan wajah, tubuh dan gaya penampilan seseorang, ini juga banyak dijadikan penunjang PD.

Ketiga_faktor kecerdasan atau kemahiran yang dimiliki: kalo orang cerdas dan memiliki keahlian tentu pasti akan memunculkan rasa PD. Apalagi kalo mahir stand up comedy yang bahsa gaulnya itu ngelucu dan juga ngalay seperti jaman sekarang banyak para alay (termasuk gua tapi DULU) hahahaha..

Ketiga hal itu sih yang menurut gua bakal menimbulkan rasa PD.

Gua sih miskin enggak, kaya apalagi haha..

Cantik,, yaah gua gak mau nyombong yaa emang gua gak cantik tapi manis iya (sedikit, kadang-kadang juga kalo gua liat sendiri tapi gak tau kalo orang lain) hehehe..

Keahlian,, gua punya apa apa yang buat diahlikan?? Ada sih beberapa, melukis,menulis, ngalay juga tapi itu dulu sekarang mah enggak hahaha gak punya keahlian apa-apa maksudnyaa…..

Yaah sayangnya gua gak ada yang bisa diunjukkan Cuma ada yang buat gua bangga. Bangga telah merasakan terlahir didunia memiliki keluarga yang baik dan saling menyayangi, memiliki teman, sahabat bagi yang mau. Gak mau memiliki musuh tapi kalo ada yang gak suka sama gua mungkin ada. Yaaah beginilah gua dengan segala kekurangan yang gua miliki tapi gua tetapbersyukur kepada-Nya.. (Alhamdulillah). Mungkin juga inilah yang membuat gua menjadi orang yang kurang PD. Ingat!! Kurang PD bukan tidak PD. Kadang-kadang juga tapi gak PD nya. Kadang juga walau gua jelek, pendek, gak pinter-pinter amat (tapi semoga saja ini gak bener alias sebaliknya) ahahahaha.. tapi gua tetap PD. Hahaha

Kalimat terakhir gua ditulisan ini sebelum melanjut ketulisan selanjutnya adalah: “tetap PD walau apapun yang terjadi, yang dialami, yang dimiliki meski tak ada yang untuk ditonjolkan/ditunjukkan/ditampilkan dari diri kita, meski juga terkadang-kadang gak PD juga.. hehe”

Gua lampirin juga nih faktor pendukung kePDan dalam diri menurut para teman-teman gua yang sekelas dikelas Public relation 5. Salahsatunya Chumy yang nama kerennya Sumiati.

Pertama_fisik: dari fisik rendah orang akan minder dengan orang yang berfisik lebih tinggi. Hari gini gak minder yaa gak adalah, secara gitu sekarang udah jamannya teknologi yang berkembang sangat pesat. Hanya orang yang kuat imannya yang kagak minder haha

Kedua_penampilan: karena dengan penampilan membuat orang menjadi lebih PD. “Dia terinspirasi dari teman kami yang gayanya agak berlebih-lebihan”.

Ketiga_kemampuan: “kenapaaaah?” because,dengan banyaknya kemampuan pastinya kita akan lebih PD menhadapi banyak orang. “aduuuhhh gayanya pake because, ngeriii uuuy biasanya juga pake soalnyo (bahasa jambi), yo dak? yo kaaan? *nyengirr*” (kata gua). Cukup sekian dan terimakasih.. *senyummanisnya*.

 

Satu lagi nih temen gua yang paling akrab banget bahkan sudah berteman dari jaman orok alias masih kecil-kecil (bandel-bandelnya) namanya Cinthia Sabrella nama kerennya Itang CS. Gua sih gak nanya langsung tatap muka tapi lewat BBM bukan Bahan Bakar Minyak tapi BlackBerry Massanger

"Faktor apa sih yang menurut elu dapat menimbulan Percaya Diri (PD)??"

Motivasi, terus bicara aja dalam hati kalau kita paling bisa dari yang lain.. karena itu yang menurut gua bisa nakhlukin rasa takut dan rasa ketidak PDan gua..

PD itu bisa membuat kita leluasa untuk berekspresi dan mengeluarkan pendapat, dan dengan PD bisa banyak pergaulan dan wawasan.

“Faktor penunjangnya??”

Kalau gua siih faktornya karena gua merasa gua bener, semua yang gua omongin bener-bener nyata, emang bener-bener jawaban dari diri gua dan gua tau tentang jawaban gua. Gua merasa gua tidak merugikan orang lain, intinya diri sendiri, itu yang pertama..

Kedua_ yaaa sama, penampilan, kalau kita merasa penampilan kita tidak mengganggu orang, baik dari yang lain. Pasti kita PD untyuk bertemu siapa saja, untuk melakukan apa aja. sama ekonomi juga masuk ke faktor penunjang itu, terus orang tua ama teman itu aja sih. Dari ekonomi, berhubungan dengan penampilan, dan kehidupan gua.

Wawasan_ dari wawasan itu, pasti kita PD untuk mengeluarkan pendapat.. karena kita tahu kebenaran dari apa yang kita bicarakan..

Tidak merugikan orang lain_ tindakan kita tidak merugikan orang lain, yang menurut kita biasa saja, gak nyusahin orang, kenapa tidak!!

Orang tua_ kalau kita melakukan sesuatu, apalagi di kampus lagi belajar, kalo kita mau ngapa-ngapain gak berani tentang belajar, kalo ingat orang tua pasti berani.

Teman_ teman pasti mendukung kePDan.. karena teman slalu berusaha menyemangati untuk selalu PD tampil, dan mengahadapi orang banyak karena dia pasti mendukung kita jadi tinggi bukan menjatuhkan kita. 

Itu cerita=cerita menurut pengalaman mereka dan gua juga.. *Smilelebar*

Kamis, 18 Juni 2015

Komunikasi Merupakan Langkah Pemecahan Masalah



PENDAHULUAN

Pada dasarnya setiap orang bisa berkomunikasi dengan lancar. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi, karena pada setiap harinya tentu saja kita pasti akan terlibat dalam berkomunikasi sekecil apapun itu bentuknya. Namun pada kenyatannya terkadang banyak hambatan dalam berkomunikasi ataupun untuk berkomunikasi.
Masalah menjadi fenomena yang paling sering muncul karena konflik selalu menjadi bagian hidup yang selalu berinteraksi. Serta menjadi pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial politik. Dalam berorganisasi dan berkelompok pasti akan menemukan masalah. Adanya sekelompok orang di dalam kelompok tentunya akan ada beberapa pemikiran dan pendirian yang berbeda. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan pemikiran tiap-tiap individu. Yang dapat akhirnya memicu timbul masalah. Masalah tidak muncul seketika dan langsung menjadi besar, melainkan masalah itu berkembang secara bertahap.
Jika masalah yang dihadapi suatu kelompok masih dalam konteks perbedaan pendapat tentunya hal ini masih dianggap wajar. Karena masalah yang diakibatkan oleh perbedaan pendapat oleh masing-masing individu pada akhirnya akan membuat kelompok tersebut semakin solid.


PEMBAHASAN

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.[1]
Komunikasi adalah adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya, diakui oleh hampir semua agama telah ada sejak Adam dan Hawa.[2]
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan communication, berasal dari kata communicatio atau dari kata communis yang berarti sama atau sama maknanya atau pengertian bersama, dengan maksud mengubah pikiran, sikap, prilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkn oleh komunikator.[3]
Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. komunikasi akan dapat berhasil dengan baik apabila sekitarnya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak si pengirim dan si penerima informasi dapat memahami.
Menurut Hunsaker pemecahan masalah didefinisikan sebagaai sesuatu proses penghilangan perbedaan atau ketidak sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan.
Sementara menurut Mu’Qodin mengatakan bahwa pemecahan masalah adalah merupakan suatu keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang dicapai dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu  keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi dan mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif sehingga dapat mengambil suatu tindakan keputusan untuk mencapi sasaran.
Konflik atau masalah itu sendiri merupakan proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif. Faktor-faktor kondisi konflik:
1.      Harus dirasakan oleh pihak terkait
2.      Merupakan masalah persepsi
3.      Ada oposisi atau ketidak cocokan
Untuk mensiasati masalah bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:[4]
1.      Memebentuk suatu sistem informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumuman atau pengumuman melalui ludspeaker.
2.      Buat komunikasi dua arah.
3.      Beri pelatihan dalam hal komunikasi.
Komunikasi untuk menyelesaikan masalah (bertujuan untuk mempelajari kapan komunikasi tepat untuk berhubungan dengan masalah-masalah bisnis, untuk mempelajari bagaimana cara menciptakan suasana agar pertemuan-pertemuan dapat berhasil, untuk mempelajari bagaimana menyusun agenda rapat, untuk mempelajari bagaimana menyusun sebuah kelompok diskusi, untuk mempelajari yang bersifat sebagai pimpinan dan untuk mengetahui keadaan suatu kelompok).
Ini dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kemampuan komunikator dalam memecahkan masalah ketika berhubungan dengan kelompok-kelompok kecil. Suatu pertimbangan mengikuti langkah-langkah akan sangat membantu untuk meningkatkan pertemuan-pertemuan kelompok yaitu yakin akan metode yang digunakan, ciptakan suasana yang menyenangkan, rencanakan jadwal, susunan pembahasan, gunakan gaya kepemimpinan yang tepat, mengikuti perkembangan kelompok dan tindak lanjut setelah pertemuan.
Metode yang digunakan adalah penting untuk berhati-hati di dalam menentukan pilihan metode untuk membuat keputusan. Yakin bahwa metode ini adalah yang terbaik untuk mencapai tujuan. Sewaktu-waktu rapat kelompok tidak diperlukan dan komunikasi dapat lebih efektif dan efisien dengan langsung diputuskan atau menggunakan komunikasi tertulis. Banyak organisasi yang menggunakan metode kelompok secara luas untuk informasi komunikasi yang penting dan membuat keputusan-keputusan.
Untuk menjadikan suatu kelompok menjadi efektif, haruslah menciptakan suatu lingkungan yang baik dalam mencapai tujuan-tujuan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu, sebagai berikut:
1.      Motivasi. Para anggota rapat harus memiliki kepercayaan bahwa rapat sangat diperlukan, maka mereka akan berusaha memberikan opini terbaik mereka, demi perusahaan. Untuk itu mereka harus dapat memotivasi diri mereka sendiri bahwa pendapat mereka sangat diperlukan. Ini sangat diperlukan dalam penyusunan/pembentukan kelompok sebelum rapat dimulai.

2.      Lokasi rapat.
3.      Merencanakan rapat,
.
Kelompok komunikasi lebih efektif untuk menyelesaikan masalah bisnis. Salah satu jalan yang terbaik untuk memudahkan pertemuan kelompok yang efektif adalah menciptakan disiplin, peraturan, dll. dalam tujuan dari kelompok. Pimpinan yang efektif juga harus menjadi komunikator yang efektif, contohnya hubungan yang efektif dimana kepemimpinan dalam kelompok menunjukkan kemampuan pemakaian komunikasi yang efektif.
Arus komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal. Masing-masing arus komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang sangat tegas.
Berikut adalah pengertian dan fungsinya :
1.      Downward Communications
Adalah komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya.
Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah :
·         Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)
·         Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale)
·         Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices)
·         Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.

2.      Upward Communication
Adalah komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya.
Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
·         Penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan
·         Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat   diselesaikan oleh bawahan
·         Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
·         Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.

3.      Horizontal Communication
Adalah tindak komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara.
Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:
·         Memperbaiki koordinasi tugas
·         Upaya pemecahan masalah
·         Saling berbagi informasi
·         Upaya pemecahan konflik
·         Membina hubungan melalui kegiatan bersama.

Proses komunikasi diawali oleh sumber (source) baik individu ataupun kelompok yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain, sebagai berikut:
1.      Yang dilakukan sumber adalah ideation yaitu penciptaan satu gagasan atau pemilihan seperangkat informasi untuk dikomunikasikan. Ideation ini merupakan landasan bagi suatu pesan yang akan disampaikan. 
2.      Dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding, yaitu sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud kata-kaya, tanda-tanda atau lambang-lambang yang disengaja untuk menyampaikan informasi dan diharapkan mempunyai efek terhadap orang lain.
3.      Dalam proses komunikasi adalah penyampaian pesan yang telah disandi (encode). Sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan cara berbicara, menulis, menggambar ataupun melalui suatu tindakan tertentu. Pada langkah ketiga ini, kita mengenal istilah channel atau saluran, yaitu alat-alat untuk menyampaikan suatu pesan. Saluran untuk komunikasi lisan adalah komunikasi tatap muka, radio dan telepon. Sedangkan saluran untuk komunikasi tertulis meliputi setiap materi yang tertulis ataupun sebuah media yang dapat mereproduksi kata-kata tertulis seperti: televisi, kaset, video atau OHP (overheadprojector). Sumber berusaha untuk mebebaskan saluran komunikasi dari gangguan ataupun hambatan, sehingga pesan dapat sampai kepada penerima seperti yang dikehendaki. 
4.      Perhatian dialihkan kepada penerima pesan. Jika pesan itu bersifat lisan, maka penerima perlu menjadi seorang pendengar yang baik, karena jika penerima tidak mendengar, pesan tersebut akan hilang. Dalam proses ini, penerima melakukan decoding, yaitu memberikan penafsiran interpretasi terhadap pesan yang disampaikan kepadanya. Pemahaman (understanding) merupakan kunci untuk melakukan decoding dan hanya terjadi dalam pikiran penerima. Akhirnya penerimalah yang akan menentukan bagaimana memahami suatu pesan dan bagaimana pula memberikan respons terhadap pesan tersebut. 
5.      Proses terakhir dalam proses komunikasi adalah feedback atau umpan balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah disampaikannya kepada penerima. Respons atau umpan balik dari penerima terhadap pesan yang disampaikan sumber dapat berwujud kata-kata ataupun tindakan-tindakan tertentu. Penerima bisa mengabaikan pesan tersebut ataupun menyimpannya. Umpan balik inilah yang dapat dijadikan landasan untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi.


KESIMPULAN

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Konflik atau masalah itu sendiri merupakan proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif. Faktor-faktor kondisi konflik: Harus dirasakan oleh pihak terkait, merupakan masalah persepsi, ada oposisi atau ketidak cocokan. Untuk mensiasati masalah bisa dilakukan dengan berbagai cara.


DAFTAR PUSTAKA


Cangara, Hafied. Pengntar Ilmu Komunikasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2007.

Widjaya, H.A.W. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2008.

Internet, diakses melalui alamat: http://diasdiari.blogspot.com/2013/04/cara-mengatasi-konflik-dalam-perusahaan.html?m=1. pada tanggal 16 Juni 2015.
Internet, diakses melalui alamat: http://meltankabar.blogspot.com/2012/03/cara-komunikasi.html. pada tanggal 15 Mei 2015

[1] Internet, diakses melalui alamat: http://meltankabar.blogspot.com/2012/03/cara-komunikasi.html, pada tanggal 15 Mei 2015.
[2] Hafied Cangara, Pengntar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), 4
[3] H.A.W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), 8
[4] Internet, diakses melalui alamat: http://diasdiari.blogspot.com/2013/04/cara-mengatasi-konflik-dalam-perusahaan.html?m=1, pada tanggal 16 Juni 2015.