Minggu, 22 Maret 2015

Bimbang





Ada apa dengan hati ini yang terus merasa gelisah




Gelisah dan gelisah ketika awan hitam menyelimuti langit yang terang berubah gelap, saat sepi mulai menghampiri.



Saat itu mulai terlintas dibenak pikiran dan perasaan yang terus menggerogoti hati ini.




Terasa sangat perih Tuhan..




Aku ingin melepaskannya. Aku lelah untuk terus dan berharap. Aku lelah dengan harapan ku ini untuknya.




Hari demi hari menantinya tanpa ada yang berbicara. Menanti dalam diam.




Aku telah lelah. Dan inilah titik jenuh ku dimana harus aku lepaskan dan relakan ia untuk pergi. Lepas dari hati ini. Lepas dari pikiran ini, untuk mencari yang lain.




Memang ingin ku lepas dan selalu ingin dan terus ku mencoba. Tetapi terkadang di dalam itu semua, di dalam hati yang terdalam, paling dalam dan bahkan paling dasar hati ini, aku masih berharap dengan sisa puing-puing kecil rasa yang ku miliki untuknya.




“Munafik”,, mungkin itulah sebutan yang pantas untuk ku. Ingin dilepaskan tetapi disisi lain masih berharap.




Oohh Tuhan..




Apa yang terjadi pada hati ini?




Aku telah lelah.. jiwa dan raga ku seolah-olah sudah tak kuat lagi untuk terus bertahan melawan hati yang ingin terus bertahan dan berharap.




Tolonglaaaahh….




Jiwa dan raga ini sudah membujuk hati. 

Tetapi inilah yang terjadi, hati yang menjadi perih karena dua tuntutan yang bimbang untuk ia pilih. Lepaskan ataukah tetap bertahan.




Ayolaah hati,, aku sudah tak sanggup lagi untuk terus mengikuti perjalanan ini. Aku telah lemah. Aku lelah. Aku merasa keperihan ini akibat luka yang menggores dalam dan sangat membekas.




Inilah cintaku untuk mu.




Dirimu yang telah membekas di hati yang terdalam dan di pikiran yang tak pernah padam.




Maaf kan aku yang tak bisa berkata jujur dan hanya terus menunggu dan berharap. 

Lupakanlah ini semua hanya mimpi. Mimpi dimana aku belum tersadar dan belum mampu untuk terbangun ke dunia nyata.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar