Bimbang
Ada
apa dengan hati ini yang terus merasa gelisah
Gelisah
dan gelisah ketika awan hitam menyelimuti langit yang terang berubah gelap,
saat sepi mulai menghampiri.
Saat
itu mulai terlintas dibenak pikiran dan perasaan yang terus menggerogoti hati
ini.
Terasa
sangat perih Tuhan..
Aku
ingin melepaskannya. Aku lelah untuk terus dan berharap. Aku lelah dengan
harapan ku ini untuknya.
Hari
demi hari menantinya tanpa ada yang berbicara. Menanti dalam diam.
Aku
telah lelah. Dan inilah titik jenuh ku dimana harus aku lepaskan dan relakan ia
untuk pergi. Lepas dari hati ini. Lepas dari pikiran ini, untuk mencari yang
lain.
Memang
ingin ku lepas dan selalu ingin dan terus ku mencoba. Tetapi terkadang di dalam
itu semua, di dalam hati yang terdalam, paling dalam dan bahkan paling dasar hati
ini, aku masih berharap dengan sisa puing-puing kecil rasa yang ku miliki
untuknya.
“Munafik”,,
mungkin itulah sebutan yang pantas untuk ku. Ingin dilepaskan tetapi disisi
lain masih berharap.
Oohh
Tuhan..
Apa
yang terjadi pada hati ini?
Aku
telah lelah.. jiwa dan raga ku seolah-olah sudah tak kuat lagi untuk terus
bertahan melawan hati yang ingin terus bertahan dan berharap.
Tolonglaaaahh….
Jiwa
dan raga ini sudah membujuk hati.
Tetapi inilah yang terjadi, hati yang menjadi
perih karena dua tuntutan yang bimbang untuk ia pilih. Lepaskan ataukah tetap
bertahan.
Ayolaah
hati,, aku sudah tak sanggup lagi untuk terus mengikuti perjalanan ini. Aku
telah lemah. Aku lelah. Aku merasa keperihan ini akibat luka yang menggores
dalam dan sangat membekas.
Inilah
cintaku untuk mu.
Dirimu
yang telah membekas di hati yang terdalam dan di pikiran yang tak pernah padam.
Maaf
kan aku yang tak bisa berkata jujur dan hanya terus menunggu dan berharap.
Lupakanlah ini semua hanya mimpi. Mimpi dimana aku belum tersadar dan belum mampu untuk terbangun ke dunia nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar