Minggu, 31 Juli 2016

Bulan Pagi



Baru kali ini kupandang bulan yang masih bersinar terang di pagi hari. Cahayanya yang putih dengan melingkar penuh, bulat seperti bola. Sayang aku tak bisa mengabadikannya dalam jepretan kamera handphone ku. Aku sudah berusaha untuk memotret  tapi tetap tak terlihat. Maklum handpone ku hanya handphone biasa yang tak begitu bagus, canggih ataupun mahal.
Bulan itu tambah ceria di pagi ini seolah tersenyum pada ku dibalik jendela kamarku (bagian barat) seolah pagi ini ia akan menyapa semua orang dengan keindahannya. Maha Besar Ciptaan Allah.
Terkadang ia tertutupi oleh awan-awan tipis berwarna sedikit gelap (abu-abu) yang terhembus angin. Memperindah suasana langit pagi ini pukul 06.00 Wib. Tepatnya Selasa, 26 Januari 2016.
Angin yang berhembus meniup dedaunan kelapa, membuat nya melambai-lambai, menari-nari, seolah pagi ini penuh kecerian. Kecerian para ciptaan Allah, kecerian yang ku lihat.
Apakah terlihat pula oleh orang lain?
Ataukan ini kecerian dari diriku yang terpancar ke mereka?
Entah lah, persaan ku pagi ini biasa saja, tak ada yang spesial !
Cukup puas aku memandanginya, sambil bercerita menemukan sebuah inspirasi kecil yang kini aku tuangkan dalam sajak sederhanana ini

Bulan bersinar
Seolah ia ingin menyapa pagi ini
Menyapa semua yang ada di bumi
Memang tak biasa tapi inilah kenyataannya
Ia bertahan menatap dengan tenang
Membuat hati yang memandang seolah terhanyut dalam impian
Cahaya putihnya, yang penuh melingkar
Awan kelabu kian ikut menari disekelilingnya
Pohon kelapa ikut bersorak ria, melambai-lambai
Tertiup hembusan angin lembut  menyejukkan
Membuat persembehan pagi ini
Mengawali pagi ini
Dengan kecerian, kedamaian, ketenangan, dan kebahagian yang tersendiri
Bagi pengagumnya

Kamis, 30 Juni 2016

Sendiri (")


Sendiri bukan berarti ga ada temen atau pun pacar, sahabat dan lain sebagainya.
Sebenarnya menyendiri itu buat merenung, menenangkan hati, menyadarkan diri.

Memang, kebanyakan orang pasti tidak suka sendiri melainkan lebih suka pada keramaian dan penuh orang-orang yang mengelilinginya.

Katanya sendiri itu ga enak nyatanya gua lebih suka menyendiri dari pada beramai-ramai tapi masih merasa sendiri.
Hidup setiap manusia itu berbeda-beda. Ada kalanya mereka butuh waktu sendiri dan ada kalanya mereka butuh keramaian.
Soo..
Nikmati saja hidup yang Tuhan berikan, jangan selalu mengeluh, nanti Tuhan ga mau kasih apa-apa lagi, bahkan apa yang di minta/yang menjadi do'a.

Hidup itu indah bila kita mensyukuri dan menikmatinya karna setiap detiknya itu sangat berharga.
Tuhan itu baik karena ingin makhluk ciptaannya merasakan apa-apa saja yang ada di bumi, dan situasi serta kondisi apa saja yang ada di bumi.

Jangan iri dengan kehidupan orang lain yang lebih baik dari kita. Mungkin saja di balik bahagianya mereka ada pula kesedihan yang mendalam.
Lihatlah,, ada pula yang hidupnya lebih buruk dari kita tapi tetap Tuhan tidak akan memilah-milah dari segi duniawi. Kelak Tuhan akan memilih mana orang yang akan bertahan di jalan-Nya.


Selasa, 14 Juni 2016

ANALISIS SEMIOTIK

Pengertian
Kata semiotik (semiotics) berasal dari bahasa yunani semeion yang lazim diartikan sebagai a sign by which something is known (suatu tanda dimana sesuatu dapat diketahui). John locke (1960) mengembangkan pemahaman demikian untuk menguraikan tentang bagaimana manusia memahami sesuatu melalui lambang-lambang, seperti muncul dalam karyanya yang berjudul Essay Conserning Human Understanding. Pemikiran Locke sampai sekarang masih dinilai sebagai sebagian dari doktrin filsafat mengenai lambang-lambang.
Secara singkat dapat dinyatakan bahwa analisis (semiotical analysis) merupakan cara atau metode untuk menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap lambang-lambang yang terdapat suatu paket lambang-lambang pesan atau teks. Teks yang dimaksud dalam hubungan ini adalah segala bentuk serta sistem lambang (sign) baik yang terdapat pada media massa (televisi, karikatur media cetak, film, sandiwara radi dan berbagai bentuk iklan) maupun yang terdapat di luar media massa (karya lukis, patung, candi, monumen, fashion show dan menu masakan pada suatu food festival). Urusan analisis semiotik adalah melacak makna-makna yang diangkut dengan teks berupa lambang-lambang (sign). Dengan kata lain, pemaknaan terhadap lambang-lambang dalam tekslah yang menjadi pusat perhatian analisis semiotik.
 


Beberapa Tokoh yang Memberikan Kontribusi
a.       Charles sanders pierce (1839-1914)
Ia adalah seorang ahli matematika dari AS yang sangat tertark pada persoalan lambang-lambang. Ia melakukan kajian mengenai semiotika dari perspektif logika dan filsafat dalam upaya melakukan sistematisasi terhadap pengetahuan.
Konsep Semiotik menurut Charles Sander Pierce merupakan hubungan antara petanda dan penanda, yang terdiri dari ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara petanda dan penanda. Indeks adalah tanda yang menunjukan hubungan kausualitas (sebab-akibat). Simbol adalah tanda yang menunjukan tidak adanya hubungan alamiyah antara penanda dan petanda (bersifat arbiter).
b.      Ferdinand De Saussure (1857-1913)
Konsep Semiotik menurut Ferdinan de Saussure menjelaskan bahwa tanda mempunyai dua aspek, yakni penanda (signifier), dan petanda (signified). Penanda adalah bentuk formal yang menandai suatu petanda (misalnya ucapan, gambar, lukisan). Penanda adalah bentuk formal bahasa, sedangkan petanda adalah arti yang ditimbulkan oleh bentuk formal. Maksudnya menunjukkan pada aspek mental dari lambang, yakni pemikiran bersifat asosiasif tentang lambang. Kedua jenis lambang ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Suatu hal yang menarik dalam hal ini adalah bahwa terdapat dua istilah yang berbeda, ayitu semiotika dan semiologi. Semiotika pada umumnya digunakan untuk menunjukkan studi tentang lambang-lambang. Secara luas baik dalam konteks kultural maupun natural (mislanya asap dengan api, simptom dengan penyakit). Sementara semiologi lebih tertuju pada lambang-lambang bahasa, terutama dalam konteks komunikasi yang memiliki tujuan-tujuan tertentu atau yang sering disebut dengan intentional commuication, yang karenanya lebih bersifat kultural.
c.       Roland Barthes
Pemikiran Barthes tentang semiotika dipengaruhi oleh Saussure. Kalau Saussure mengintrodusir istilah signifier dan signiefed berenaan dengan lambang-lambang atau teks dalam suatu paket pesan maka Barthes menggunakan istilah denotasi dan konotasi untuk menunjuk tingkatan-tingkatan makna. Makna donotasi adalah makna tingkat pertama yang bersifat objektif (first order) yang dapat diberikan terhadap lambang-lambang, yakni dengan mengaitkan secara langsung antara lambang dengan realitas atau gejala yang ditunjukkan. Kemudian makna konotasi adalah makna-makna yang dapat diberikan pada lambang-lambang dengan mengacu pada nilai-nilai budaya yang karenanya berada pada tingkatan kedua (second order).
Yang menarik berkenaan dengan semiotika Roland Barthes adalah digunakannya istilah mitos (myth), yakni rujukan bersifat kultural (bersumber dari budaya yang ada) yang digunakan untuk menjelaskan gejala atau realitas yang ditunjuk dengan lambang-lambang – penjelasan mana yang notabene adalah makna konotatif dari lambang-lambang yang ada dengan mengacu sejarah (di samping budaya). Dengan kata lain, mitos berfungsi sebagai deformasi dari lambang yang kemudian menghadirkan makna-makna tertentu dengan berpijak pada nilai-nilaisejarah dan budaya masyarakat. Bagi Barthes teks merupakan konstruksi lambang-lambang atau pesan yang pemaknaannya tidak cukup hanya dengan mengaitkan signifier dengan signified semata sebagaimana disarankan oleh Saussure, namun juga harus dilakukan dengan memperhatikan susunan dan isi dari lambang. Karena hal ini maka pemaknaan terhadap lambang-lambang, bagi Barthes, selayaknya dilakukan dengan merekontruksi lambang-lambang bersangkutan. Dalam upaya tak terelakan: banyak hal diluar (atau tepatnya dibalik) lambang (atau mungkin bahasa) harus dicari untuk dapat memberikan makna-makna terhadap lambang-lambang, dan inilah yang disebut dengan mitos.
Macam-macam Semiotik
Hingga saat ini, sekurang-kurangnya terdapat sembilan macam semiotik yang dikenal sekarang. Jenis-jenis semiotik ini antara lain:
1.      Semiotik analitik merupakan semiotik yang menganalisis sistem tanda. Peirce mengatakan bahwa semiotik berobjekkan tanda dan menganalisisnya menjadi ide, obyek dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu pada obyek tertentu.
2.      Semiotik deskriptif adalah semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami sekarang meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang.
3.      Semiotik faunal zoosemiotic, merupakan semiotik yang khusus memper hatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan. Semiotik kultural merupakan semiotik yang khusus menelaah system tanda yang ada dalam kebudayaan masyarakat.
4.      Semiotik naratif adalah semiotik yang membahas sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan c erita lisan (folklore).
5.      Semiotik natural atau semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam. Semiotik normative merupakan semiotik yang khusus membahas sistem tanda yang dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma.
6.      Semiotik sosial merupakan semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang kata maupun lambang rangkaian kata berupa kalimat. Semiotik struktural adalah semiotik yang khusus menelaah system tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.


Referensi:
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara.
Alex Sobur. 2004. Analisis Teks Media: analisis wacana, analisis semiotika dan analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sariban. 2009. Teori dan penerapan penelitian sastra. Surabaya: Lentera Cendikia


Senin, 30 Mei 2016

Perbedaan Marketing Public Relation saat ini dengan Marketing Public Relation di Masa dulu



MPR saat ini:
Pada era globalisasi ini peran Marketing Public Relations menjadi semakin penting karena itikad baik (good will) menjadi suatu bagian dari profesionalisme yang pasti akan terbentuk karena pembentukan simpati konsumen secara efektif dan efisien sudah merupakan keharusan dimana tingkat kompleksitas dan pemuasan kebutuhan nasabah sudah mencapai tingkat yang canggih dalam kegiatan pengemasannya.
Dalam perkembangan jumlah perusahaan yang berorientasi pada pemasaran telah memiliki dan menempatkan tanggungjawab baru yang lebih mapan dan fokus pada devisi PR. PR ditempatkan lebih luas dan lebih pada marketing oriented perspective, didesain untuk mempromosikan organisasi baik produknya atau pelayanannya. Dalam peran baru PR maneger menekankan pada kegiatan baik pemasaran yang kuat dan PR departemen yang kuat pula.

MPR 10 tahun yang lalu:
Butler dari Unversitas of Chicago adalah orang pertama yang mengadopsi konsep pemasaran tidak hanya sebatas penjualan saja.
Selama kurun waku 1970-an muncul istilah pemasaran strategi (Strategy Marketing), positioning, social marketing, macro marketing, global marketing dan mega marketing. Yakni pengembangan dari formula 4-Ps (Produk, harga, tempat dan promosi) ditambah dengan unsur kiat PR dan power 2-Ps. Dan pada tahun 1980-an pemasaran lebih khusus dan spesifik cakupannya dengan upaya memberikan kualitas pelayanan yang prima.
Berawal dari marketing tersebut lahirlah marketing PR 1990-an karena semakin banyak perusahaan yang ingin memperluas distribusi produk dan jasa, namun persaingan semakin ketat baik dalam hal harga maupun promosi.

Jadi perbedaannya yang dapat disimpulkan adalah dengan adanya MPR dalam beberapa hal dianggap lebih hemat biaya dibandingkan dengan perusahaan memasukkan produknya melalui iklan. Dimasa sekarang, jumlah perusahaan yang berorientasi pada pemasaran telah memiliki dan menempatkan tanggungjawab baru yang lebih mapan dan fokus pada devisi PR. Bahkan untuk kedepannya teknologi informasi akan menguasai sebagian besar pola kehidupan masyarakat, badan usaha maupun pemerintah dimana strategi marketing PR online menjadi hal yang sangat penting untuk dikuasai. Sedangkan pada masa 10 tahun yang lalu marketing PR belum berkembang begitu pesat, baru mulai masuk unsur-unsur ke dalam pemasaran serta baru memperkenalkan konsep marketing MIX.

Sabtu, 28 Mei 2016

Pertemuan singkat di pukul 17.20 Jum'at 27/4/2016 dengan perasaan yang masih sama tapi tak lama dan model jilbab yang sama tapi tak biasa

Jumat, 15 April 2016

Jumat, 12 Februari 2016

21 Alhamdulillah

Penuh syukur atas limpahan rahmat serta berkah-Nya yg akan selalu berlimpah menyertai sepanjang hidup, Aamiin....
Nafas yg masih bisa berhembus, usia yg semakin bertambah dan waktu yg semakin mendekat untuk kembali kapan saja.. Terimakasih atas segala jawaban dari segala do'a yg terus dihaturkan tanpa henti (semua keluhan).
Ada banyak kado teristimewa dari - Nya.. Sungguh luar biasa berkahnya bagi ku di usia ini.
Mungkin hal yg sederhana bahkan tdk masuk akal bgi orang lain. Tetapi bagi diri ini sudah sangat luar biasa. (Alhamdulillah)

#21
Nothing special, but the incredible blessings
 

Selasa, 02 Februari 2016

Tugas dan Wewenang Masing-masing Bagian Dari Manajemen Media Cetak



A.      PENDAHULUAN

1.        Latar Belakang
Bisnis penerbitan pers pada prinsipnya merupakan perpaduan dari tiga bidang kegiatan, yaitu bidang redaksional, percetakan, dan bidang usaha. Ketiga bidang itu dalam melaksanakan kegiatannya, masing saling terkait dan terikat pada penyelesaian pekerjaan masing-masing sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan. Seorang pengusaha atau investor jika ingin menanamkan modalnya untuk usaha penerbitan pers, harus bisa memilih atau paling tidak membaca kemampuan orang-orang yang akan menangani perusahaannya tersebut.
Penerbitan pers, apakah itu dalam bentuk surat kabar, majalah, tabloid, buletin atau buku, merupakan produk ideologis yang mempunyai misi tertentu sehingga tidak sama dengan produk barang lainnya. Oleh karena itu, penyelesaian penerbitan pers melibatkan banyak personil yang ada dalam ketiga bidang tersebut, dengan segala latar belakang kemampuannya, guna menuangkan segala ide dan gagasan, menciptakan suatu produk penerbitan yang berkualitas. Untuk itu, diperlukan suatu sistem kerja yang saling pengertian dan kesadaran penuh terhadap tanggung jawab bidang masing-masing.
Dalam kerja jurnalistik redaksi merupakan dapur dan menjadi jantung seluruh aktivitas institusi media massa tersebut. Hanya dengan keredaksian yang terimplementasi baik semua akan berjalan maksimal. Jajaran keredaksian dituntut bekerja teliti, akurat, disiplin dan tepat waktu pada deadline yang merupakan komintmen kontinyuitas kemunculan media tersebut (harian, minguan, bulanan, dan lain-lain).


B.       PEMBAHASAN

Bisnis penerbitan pers pada prinsipnya merupakan perpaduan dari tiga bidang kegiatan, yaitu bidang redaksional, percetakan, dan bisang usaha. Kegiatan bidang itu dalam melaksanakan kegiatannya, harus saling terkait dan terikat pada penyelesaian pekerjaan masing-masing sesuai dengan aturan yang sudah di tentukan.
Dalam penerbitan pers, masing-masing bidang mempunyai tanggung jawab, peran serta tujuan yang sama. Untuk itu, penerbitan pers harus mampu menciptakan, memelihara dan menerapkan system kerja yang proporsional dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan di antara sesama personil. Sampai sekarang belum ada satu bentuk organisasi perusahaan penerbitan pers yang sudah baku. Berikut adalah bagian-bagian dari manajemen media massa beserta tugas dan tanggungjawabnya:
1.        Top Manager (Pemimpin Umum)
Adalah orang pertama dalam suatu perusahaan penerbitan pers. Ia mengendalikan perusahaannya, baik bidang redaksional maupun bidang usaha. Ia mempunyai kekuasaan yang luas, mengambil kebijaksanaan, menentukan arah perkembangan penerbitannya, dan memperhitungkan rugi/laba dari perusahaannya. Dalam mengembangkan perusahaannya, pemimpin umum memegang tiga kendali berupa, Bidang Redaksi (editor department), Bidang Percetakan (printing department), dan Bidang Usaha (business department). Hasil akhir dari semua komponen kerja pada perusahaan, pemimpin umumlah yang harus mempertanggungjawabkan kepada pemiliknya (owner).
2.        Editor Departement (Bidang Redaksi)
a.       Pemimpin Redaksi, adalah orang pertama yang bertanggungjawab terhadap semua isi penerbitan pers. Sesuai dengan undang-undang pokok pers, pemimpin redaksi bertanggung jawab jika ada tuntutan hokum yang di sebabkan oleh isi pemberitaan pers. Tugas utama pemimpin redaksi adalah mengendalikan kegiatan keredaksian di perusahaannya yang meliputi penyajian berita, penentuan liputan, pencarian fokus pemberitaan, penentuan topik, pemilihan berita utama (Head Line), berita pembuka (Opening News), menugaskan atau membuat sendiri tajuk rencana dan sebagainya. Dalam kewenangannya Pemimpin Umum/ Penanggung Jawab dapat mengangkat seorang Pemimpin Redaksi/ Wakil  Pemimpin Redaksi beserta jajaran kebawahnya serta Pemimpin Perusahaan dan jajarannya. Wewenangnya meliputi: mengawasi seluruh kegiatan di newsroom, menentukan siapa menjabat apa, merekrut dan memecat karyawan newsroom, menentukan kebijakan redaksi dan menyusun anggaran tahunan kegiatan  newsroom. Berikut ini tugas Pemimpin Redaksi secara lebih terinci:
1.)    Bertanggungjawab terhadap isi redaksional/ redaksi penerbitan.
2.)    Bertanggungjawab terhadap kualitas berita/ produk penerbitan.
3.)    Memimpin rapat redaksi
4.)    Memberikan arahan kepada semua tim redaksi tentang berita yang akan dimuat pada setiap edisi.
5.)    Menentukan layak tidaknya suatu berita, foto, dan desain untuk sebuah penerbitan.
6.)    Mengadakan koordinasi dengan bagian lain seperti Sosialisasi, Kaderisasi, dan lain-lain untuk mensinergikan jalannya roda organisasi
7.)    Menjalin lobi-lobi dengan nara sumber penting di pondok, aliyah, dan berbagai instansi/kelompok/lingkungan lainnya.
8.)    Bertanggungjawab terhadap pihak lain, yang karena merasa dirugikan atas pemberitaan yang telah dimuat, sehingga pihak lain melakukan somasi, tuntutan, atau menggugat ke pengadilan.
b.      Sekertaris Redaksi, adalah pembantu pemimpin redaksi dalam hal administrasi keredaksionalan. Misalnya menerima surat-surat dari luar yang menyangkut keredaksionalan. Seorang Sekretaris Redaksi memiliki tugas sebagai berikut:
1.)    Menata dan mengatur undangan dari instansi, perusahaan, atau lembaga yang berkaitan dengan pemberitaan.
2.)    Menghubungi sumber berita atau instansi untuk pendaftaran, konfirmasi, atau pembatalan undangan, wawancara, dan kunjungan kerja.
3.)    Menyimpan salinan kartu pers dan foto untuk mensuport kebutuhan kerja para wartawan dalam meliput satu acara  yang mengharuskan membuat tanda pengenal seperti menyiapkan.
4.)    Menyediakan peralatan kerja redaksi seperti tape, batu baterei, kaset, alat tulis, dan note book.
5.)    Menata keperluan keuangan redaksi: uang perjalanan, uang saku, uang rapat.
6.)    Mengatur jadwal rapat redaksi: rapat perencanaan, rapat cheking, rapat final.

c.       Redaktur Pelaksana, adalah jabatan yang di bentuk untuk membantu pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugas-tugas keredaksionalannya. Di Indonesia umumnya hanya menempatkan 1 orang sebagai direktur pelaksana. Ini karena penerbitan pers di Indonesia paling banyak mempunyai 16 sampai 32 halaman. Adapun rincian tugas Redaktur Pelaksana adalah sebagai berikut:
1.)    Bertanggung jawab terhadap mekanisme kerja redaksi sehari-hari.
2.)    Memimpin rapat perencanaan, rapat cecking, dan rapat terakhir sidang redaksi.
3.)    Membuat perencanaan isi untuk setiap penerbitan.
4.)    Bertanggung jawab terhadap isi redaksi penerbitan dan foto.
5.)    Mengkoordinasi kerja para redaktur atau penanggungjawab rubrik/desk.
6.)    Mengkoordinasikan alur perjalanan naskah dari para redaktur ke bagian editor dan seterusnya.
7.)    Mewakili Pemred dalam berbagai acara baik ditugaskan atau acara mendadak.
8.)    Mengembangkan, membina, menjalin lobi dengan sumber-sumber berita.
9.)    Mengedit naskah, data, judul, foto para redaktur
10.)            Mengarahkan dan mensuvervisi kerja para redaktur dan reporter.
11.)            Memberikan penilaian secara kualitatif dan kuantitatif kepada redaktur secara periodik.

d.      Redaktur, yang di maksud dengan redaktur adalah petugas yang bertanggung jawab terhadap isi halaman surat kabar. Itu sebabnya ada sebutan redaktur halaman atau redaktur bidang. Tugas redaktur adalah menerima baha berita, baik dari kantor berita, wartawan, koresponden, atau bahkan press release dari lembaga, organisasi, instansi pemerintah atau perusahaan swasta. Bahan itu kemudian di seleksi dan di pilih yang paling layak untuk di muat segera dan mana yang bisa di tunda pemuatannya. Berikut ini tugas seorang redaktur secara lebih terinci:
1.)    Mengusulkan dan menulis suatu berita dan foto yang akan dimuat untuk edisi mendatang.
2.)    Berkoordinasi dengan fotografer dan riset foto dalam pengadaan foto untuk setiap penerbitan.
3.)    Membuat lembar penugasan atau Term Of Reference (TOR) kepada para reporter dan fotografer.
4.)    Mengarahkan dan membina reporter dalam mencari berita dan mengejar sumber berita.
5.)    Memberikan penilaian kepada reporter baik penilaian kualitatif maupun kuantitatif.
6.)    Memberikan laporan perkembangan kepada atasannya yaitu Redaktur Pelaksana.
e.       Wartawan, adalah seorang yang bertugas mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi menjadi berita, untuk di siarkan melalui media massa. Dari status pekerjaannya wartawan di bedakan menjadi tiga yaitu, wartawan tetap, wartawan pembantu, dan wartawan lepas (freelance). Dalam perusahaan penerbitan pers, wartawan merupakan ujung tombak dari usahanya. Mereka yang paling banyak mensuplai berita untuk penyajian setiap harinya.
f.       Koresponden, yang lebih dikenal sebagai wartawan pembantu adalah seorang yang berdomisili di suatu daerah, di angkat atau di tunjuk oleh suatu penerbitan pers di luar daerah atau luar negeri, untuk menjalankan tugas kewartawanannya, yaitu memberikan laporan secara kontinyu tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi di daerahnya. Tugas dan wewenang koresponden sama dengan wartawan tetap suatu perusahaan penerbitan pers. Ia mendapatkan fasilitas yang sama dan berhak mewakili penerbitannya dalam kegiatan-kegiatan kewartawanan. System pengiriman beritanya dilakukan dengan surat menyurat (korespondensi). Itu sebabnya wartawan yang bertugas di daerah tersebut mendapat sebutan koresponden.

3.        Printing Departement (Bidang Percetakan)
Percetakan pada perusahaan penerbitan pers, merupakan bagian terpenting dalam suatu proses usaha di bidang penerbitan pers. Namun demikian, keberadaan percetakan ini tidak mutlak harus ada. Artinya perusahaan penerbitan pers tidak secara mutlak harus memiliki percetakan sendiri. Tetapi ada juga perusahaan penerbitan pers yang memiliki mesin percetakan sendiri, bahkan melayani percetakan penerbitan pers lainnya.
a.       Bidang pracetak
Bidang pracetak sebenarnya merupakan kumpulan dari beberapa bagian yang menangani pekerjaan antara redaksi dan percetakan. Bagian ini terdiri dari tata letak/perwajahan, desain, pembuatan film negative dan pembuatan plate. Naskah berita, artikel, foto, grafik, dan table-tabel lainnya yang akan di muat dalam penerbitan surat kabar atau majalah ditata sampai pada plate yang siap di serahkan ke bagian percetakan. Tugas: membawa naskah yang sudah disetujui pemimpin redaksi ke percetakan untuk dicetak, mengawasi proses pencetakan di percetakan, menerima kondisi produk dalam keadaan baik dari percetakan dan bersama dengan bagian distribusi, segera mengedarkan produk tersebut ke pasar.
Bidang pracetak memiliki 4 bagian, yaitu:
1.)    Bagian Setting dan korektor adalah bagian yang menerima naskah dari luar. Ada kalanya pemberi order dari luar hanya menyerahkan naskah yang masih mentah. Artinya, naskah cetakan itu baru berupa ketikan manual. Jika ada order seperti ini, bagian setting dan korektor harus mengerjakan dengan mengetik ulang pada computer.
2.)    Bagian Desain adalah suatu pekerjaan yang menggabungkan antara seni dengan teknologi computer guna menghasilkan suatu karya seni yang dapat menunjang perwajahan dari suatu penerbitan pers.
3.)    Bagian Layout (tata letak/perwajahan) atau yang lebih di kenal dengan sebutan layout dalam suatu penerbitan pers, mempunyai peranan yang penting karena hasil kerja layout inilah yang berhadapan dengan konsumen atau pembacanya. Jika menarik akan menimbulkan daya tarik tersendiri bagi pembacanya. Tugas: Merancang cover atau kulit muka, membuat dummy atau nomor contoh sebelum produk di cetak dan dijual ke pasar, mendesain dan melay out setiap halaman dengan naskah, foto, dan angka-angka, mengatur peruntukan halaman untuk naskah, menulis judul berita,anak judul, caption foto, nama penulis pada setiap naskah, menulis nomor halaman, nama rubrik/desk, nomor volume terbit, hari terbit, dan tanggal terbit pada setiap edisi.
4.)    Bagian reproduksi tugasnya membuatkan film dan plate cetak. Film di buat dalam dua bagian, yaitu positif dan negatif. Film positif adalah film warna putih tulisan hitam, sedangkan film negative adalah film hitam dengan tulisan putih.
b.      Bidang Cetak
Adalah bagian mencetak penerbitan baik untuk Koran maupun majalah. Prosesnya, master plate baja yang merupakan bagian dari isi penerbitan di pasang pada mesin cetak sesuai dengan tempatnya. Bidang cetak umumnya di tangani dua bagia, yaitu operator cetak dan bagian pengepakan hasil penerbitan.
c.       Bidang Perawatan, tugasnya merawat mesin. Mesin cetak sebelum dan sesudah bekerja selalu di bersihkan dari bekas tinta-tinta maupun dari kotoran-kotoran kertas Koran. Perawatan ini penting untuk menjaga kualitas pencetakannya.
d.      Administrasi keuangan, administrasi keuangan pada bidang cetak adalah bagian yang mengurusi persoalan keuangan. Misalnya, bagian kasir tugasnya menerima uang hasil dari menarik ongkos cetak, mengatur pembelian bahan baku percetakan seperti kertas, tinta, film, dan obat-obatan reproduksi. Akuntansi percetakan tugasnya mengendalikan keuangan antara penerimaan dan pengeluaran.
e.       Bagian Administrasi umum dan Personalia, tugasnya mengatur tenaga kerja, bagian inilah yang mengurusi gaji dan kesejahteraan karyawan, keamanan kerja serta pemeliharaan gedung.
Dalam me-manage percetakan, seorang manajer percetakan harus melakukan kegiatan-kegiatan sebagian berikut:
a.       Mendorong aktivitas karyawan untuk memelihara keadaan lingkungan kerja, mengatur ruangan, menyusun urutan tugas, dan system kerja guna menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
b.      Mendisiplinkan kerja karyawan dengan membagi kebutuhan tenaga kerja berdasarkan kemampuan dan keterampilan para karyawan.
c.       Meningkatkan kemampuan karyawan dalam penguasaan tekhnik mencetak.
d.      Menyusun estimasi harga pokok dengan program pengendalian kualitas cetak.
e.       Menyusun rencana penggunaan bahan baku.
f.       Menentukan spesifikasi bahan baku serta komponen yang di perlukan dalam suatu percetakan, sekaligus menetapkan kuantitas dan volume kegiatan yang di proyeksikan dalam jangka waktu tertentu.
g.      Menyimpan dan memelihara bahan-bahan.

4.        Bussiness Departement (Bidang Usaha)
a.       Pemimpin Perusahaan adalah orang yang mendapat kepercayaan dari pemimpin umum untuk membantu dalam pengelolaan bidang usaha. Ia mendapat kepercayaan penuh dalam mengendalikan usaha untuk mendapatkan keuntunga yang sebanyak banyaknya. Bidang yang ada dalam lingkup usaha, antara lain bidang produksi, sirkulasi, iklan, keuangan, teknik, personalia dan layanan pelanggan.
b.      Bidang Iklan, bagian ini menjual kolom-kolom yang ada dalam surat kabar atau majalah dalam bentuk advertensi (advertising). Pejabat dari bagian ini di sebut kepala bagian iklan atau manajer iklan. Iklan dalam penerbitan pers di bagi dalam dua jenis, yaitu iklan umum dan iklan khusus. Iklan umum artinya, iklan yang benar-benar untuk kepentingan bisnis, sedangkan iklan khusus artinya iklan yang sasarannya di peruntukkan bagi kegiatan sosial.
c.       Bidang Sirkulasi, Istilah sirkulasi dalam penerbitan pers berarti “peredaran”. Bagian ini merupakan satu dari tiga komponen penjualan yang khusus menjual produk penerbitannya (Koran atau majalah). Komponen lain adalah bagian iklan dan layanan pelanggan (costumer care). Manajer sirkulasi bertanggung jawab penuh kepada pemimpin umum untuk laku atau tidaknya produk penerbitannya itu di pasaran.
d.      Bidang Keuangan, di pimpin oleh seorang manajer atau kepala bagian keuangan. Tugas utamanya mengendalikan keuangan perusahaan yang meliputi menghitung pemasukan dan pengeluaran uang, menyimpan dan membayarkan uang, memungut dan membayarkan pajak, membayar kebutuhan operasional perusahaan serta mengumpulkan kekayaan perusahaan. Sedikitnya ada 4 tugas pokok bagian keuangan, yaitu inkaso, kasir, controller, dan audit.
e.       Bagian Pelayanan Pelanggan (Costumer Care), di bentuk guna member layanan yang memuaskan kepada semua pelanggan dari penerbitan pers. Pelanggan disini di terjemahkan secara luas meliputi pelanggan tetap, pelanggan eceran, pemasang iklan, dan bahkan pembaca secara luas. Semua kebutuhan pelanggan harus di layani dengan baik.
f.       Bagian Umum, tugasnya mengurusi dan menyediakan kebutuhan bagi perusahaan, baik yang bersifat hardware maupun software. Dalam pelaksanaan sehari-hari, kepala bagian atau manajer umum di bantu staf yang melaksanakan tugas-tugas perawatan dan personalia.
g.      Bagian Teknik, adalah suatu bagian yang bertugas menangani masalah-masalah teknik. Petugas teknik di bidang usaha bertugas menyediakan dan merawat peralatan teknik sebatas yang ada di bidang usaha saja. Misalnya instalasi listrik gedung, penyedia tenaga listrik pengganti, perawatan computer, air conditioner, mobil dinas dan sebagainya. Sedangkan perawatan di bidang redaksional dan percetakan biasanya ada yang menangani sendiri.


C.      PENUTUP


1.        Kesimpulan
Bagian-bagian dari manajemen media massa: yang pertama, Top Manager (Pemimpin Umum), adalah orang pertama dalam suatu perusahaan penerbitan pers. Ia mengendalikan perusahaannya, baik bidang redaksional maupun bidang usaha. Ia mempunyai kekuasaan yang luas, mengambil kebijaksanaan, menentukan arah perkembangan penerbitannya, dan memperhitungkan rugi/laba dari perusahaannya. Kedua, Editor Departement (Bidang Redaksi): pemimpin redaksi, sekretaris redaksi, Redaktur Pelaksana, redaktur, wartawan dan koresponden. Ketiga, Printing Departement (Bidang Percetakan): bidang pra cetak dan cetak. Keempat, Bussiness Departement (Bidang Usaha): pemimpin perusahaan, bidang iklan, bidang sirkulasi, bidang keuangan, bidang pelayanan pelanggan, bidang umum dan bidang teknik.


DAFTAR PUSTAKA

Djuroto, Totok. 2000. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kadarman, SJ A.M. dan Udaya Jusuf. 2001. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Soehoet, AM Hoeta. 2002. Manajemen Media Massa. Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta-IISIP.
Tommu Suprapto. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Jakarta: Pressindo.