Jumat, 29 Januari 2016

Bulan Pagi



Baru kali ini kupandang bulan yang masih bersinar terang di pagi hari. Cahayanya yang putih dengan melingkar penuh, bulat seperti bola. Sayang aku tak bisa mengabadikannya dalam jepretan kamera handphone ku. Aku sudah berusaha untuk memotret  tapi tetap tak terlihat. Maklum handpone ku hanya handphone biasa yang tak begitu bagus, canggih ataupun mahal.
Bulan itu tambah ceria di pagi ini seolah tersenyum pada ku dibalik jendela kamarku (bagian barat) seolah pagi ini ia akan menyapa semua orang dengan keindahannya. Maha Besar Ciptaan Allah.
Terkadang ia tertutupi oleh awan-awan tipis berwarna sedikit gelap (abu-abu) yang terhembus angin. Memperindah suasana langit pagi ini pukul 06.00 Wib. Tepatnya Selasa, 26 Januari 2016.
Angin yang berhembus meniup dedaunan kelapa, membuat nya melambai-lambai, menari-nari, seolah pagi ini penuh kecerian. Kecerian para ciptaan Allah, kecerian yang ku lihat.
Apakah terlihat pula oleh orang lain?
Ataukan ini kecerian dari diriku yang terpancar ke mereka?
Entah lah, persaan ku pagi ini biasa saja, tak ada yang spesial !
Cukup puas aku memandanginya, sambil bercerita menemukan sebuah inspirasi kecil yang kini aku tuangkan dalam sajak sederhanana ini

Bulan bersinar
Seolah ia ingin menyapa pagi ini
Menyapa semua yang ada di bumi
Memang tak biasa tapi inilah kenyataannya
Ia bertahan menatap dengan tenang
Membuat hati yang memandang seolah terhanyut dalam impian
Cahaya putihnya, yang penuh melingkar
Awan kelabu kian ikut menari disekelilingnya
Pohon kelapa ikut bersorak ria, melambai-lambai
Tertiup hembusan angin lembut  menyejukkan
Membuat persembehan pagi ini
Mengawali pagi ini
Dengan kecerian, kedamaian, ketenangan, dan kebahagian yang tersendiri
Bagi pengagumnya

Minggu, 24 Januari 2016

Praktikum Advertising Gua




Public Relation semester V waktu praktikum Advertising dengan membawa hasil karya praktikum masing-masing foto bersama dosen imut dan gokil, yaitu ibu Khatimatul Husna.


Gua bareng sahabat dari kecil. Inilah kami dengan hasil karya praktikum yang sederhana. bahkan berkarya dengan alat seadanya pula tanpa persiapan. (Iklan Saos dan Iklan Bola). Abaikan saja sahabat gua juga yang dibelakang bawa kertas dengan gambar rumah (Iklan Rumah).
Seperti kembali ke masa-masa TK (Taman Kanak-kanak).
MENGENANG

Jatuh Cinta Diam-diam


Cinta memang tak mudah di ungkapkan begitu saja.
Cinta seorang wanita tak semudah cinta seorang pria yang bebas kapan saja diungkapkan.
Hati seorang wanita yang terlalu sabar menanti cintanya walau nantinya akan terluka terlebih dahulu melihat ia bersma wanita lain. Walaupun nantinya tak harus memiliki (tak jodoh).
Tetapi wanita yang selalu tegar dan kuat itu adalah wanita yang hebat.
Diam bukan berarti lemah. Tapi inilah wanita yang selalu bisa meneyembunyikan cintanya tanpa seorang pun yang tahu.. (mungkin iya malu) karena kebanyakan wanita memang seperti itu.
Rasa cintanya yang ditunjukkan hanya lewat sebuah perhatian kecil ataupun perhatian yang lebih dari biasanya kepria yang mereka cintai. Tak berani mengungkapkan rasa yang sebenarnya bergejolak kencang dalam hati, apalagi saat bertemu dngan sang pria yang ia cintai.
Menyembunyikan adalah salah satu beban yang sangat berat karena tak semudah yang difikirkan.
Harus bersabar menanti cintanya. Akankah berbalas ataukah tidak. Menunggu sesuatu yang tak pasti tanpa mau berpaling sebelum tahu apakah orang yang ia cintai mencintainya jua.

Cinta memang tak harus memiliki.
Aku sudah merasa bahagia ketika aku bisa mengenalnya, bisa sedekat ini dengannya, bisa diperhatikannya, walaupun akhirnya semakin lama semakin berbeda. Tak lagi sedekat dulu, tak lagi seperhatian dulu.
Aku tak kecewa Tuhaan.. Aku tak boleh kecewa..
Aku bersyukur bisa merasakan itu semua. Bisa merasakan hati yang berdebar-debar, jantung yang berdetak kencang dan tak menentu, dan tangan yang mulai dingin ketika bertemu dengannya. Apalagi berada di depannya, saling menatap satu sama lain, seolah kehabisan kata-kata. Tak sanggup lagi ku berbicara karena gugup dan selalu takut salah berbicara padanya.
Aku tahu rasa ini bukan rasa biasa. Aku bisa bohongi orang lain. Tapi aku tak bisa bohongi diri ku sendiri apalagi aku berbohong kepada-MU.
Tak bisa ku tahan gejolak rasa ini tapi aku terus berusaha menutupi rasa ini dari semua orang termasuk dia. Aku takut jika rasa ini salah untuknya. Aku takut ia tak memiliki rasa yang sama sepertiku. Aku takut nantinya aku terluka.
Biarkan aku memendam ini semua sendiri. Biarkan aku merasakan ini semua meski hanya sebetar dan hanya sebuah pertemanan yang kapan saja bisa terlupakan tapi itu sudah membuat ku sangat bahagia bisa merasakan betapa baiknya ia dimata ku, betapa sempurnanya ia dimataku dan dihatiku.
Biarkan waktu yang akan menjawabnya. Biarkan takdir yang menentukan. Biarkan Tuhan yg memastikan dan memutuskan akankah aku berjodoh dengannya untuk selamanya ataukah tidak.
Aku hanya selalu berdo’a meminta yang terbaik dari-MU.
Jika memang tak ditakdirkan untuk berjodoh, maka rasa ini akan musnah dengan sendirinya seiring waktu berlalu, tanpa disadari walaupun dalam waktu yang cukup lama.
Tetapi jika Tuhan mempertemukan dan menjodohkan serta telah takdirnya kelak aku akan hidup bersamanya selamanya.
#JatuhCintaDiamDiam
Mungkin ia telah mendapatkan wanita pujaannya. Bukan aku. Bahkan lebih sempurna dari ku. Itu adalah haknya. Aku tak pantas untuk kecewa kepadanya. Mungkin memang sebenarnya ia dari awal tak ada rasa apapun kepada ku selain hanya ingin menjalin sebuah hubungan pertemanan ataupun persahabatan.
Kini ia telah pergi menjauh dari ku.
Aku yang berharap bahwa ia adalah jodoh ku karena pertemuan pertama yg sangat mengesankan bagi ku (entah bagi dirinya).
Tapi mulai detik inilah aku harus bisa melupakan rasa yg baru bersemi di hati. Rasa yang baru saja tumbuh dan ku rasakan indahannya jatuh cinta. Itu semua harus ku hapus dari dalam hati dan fikiran ini walau sulit karena telah membekas walaupun sedikit tapi harus ku usahakan meski butuh waktu yang tak sebentar.
Mungkin dia bukan jodoh ku.
Mungkin dia bukan yang terbaik untuk ku
Aku prcaya Tuhan telah menyiapkan yang terbaik untuk ku meski bukan dirinya.
Sering terlintas, rasa iri kepada mereka yg telah memiliki pasangan masing-masing walaupun itu jodoh mereka atau bukan .
Iri karena sampai sekarang aku belum memiliki kekasih?
Ku tepis jauh-jauh rasa iri itu ketika aku mengingat mereka (kedua orang tua).
Aku harus memikirkan mereka. Bukan diriku sendiri. Aku masih punya mereka. Aku ingin membuat mereka bahagia terlebih dahulu. Bukan mementingkan ego ku sendiri.
Biarlah aku dengan keadaan ku sendiri ini hingga Tuhan memberikan yang terbaik untuk ku pada waktunya kelak.
Do’a ku adalah izinkan aku untuk membahagiakan kedua orang tua ku terlebih dahulu dengan mewujudkan semua impian yang telah ku rangkai saatini. Walaupun aku hanya sendiri untuk saat ini. Aku percaya suatu saat nanti akan ada yang datang untuk menemani hari-hari ku yang kosong.
Izin kan aku Tuhan….
Aamiin….

Jumat, 15 Januari 2016

Tentang Gue




Dari sebuah TK dan berlanjut ke bangku sekolah dasar. Ingin rasanya cepat dewasa dan tinggalkan masa ini untuk mengejar cita-cita dan kesuksesan akan menjadi seorang “DOKTER”.


Beranjak ke masa remaja saat SMP.

Masa dimana hati mulai bergejolak merasa deg-degan, jantung berdetak tak menentu saat bertemu seorang pria. Apakah rasa ini?

Kata orang sih itu cinta !!


CINTA??


Di sinilah cita-citaku menjadi Dokter mulai pudar karena kondisi keuangan orang tua yang tidak memungkinkan karena biaya kedokteran yang cukup mahal.

Kini aku mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang FOTOGRAFER karena bisa melihat dan menikmati indahnya alam dunia ini dan aku ingin membuat sebuah inspirasi dari hal yang kecil menjadi besar dan yang menurut orang lain buruk ketika melihat aslinya tetapi bisa menjadi indah ketika di lihat dari hasil potretan ku dalam sebuah pameran terbesar yang akan aku buat nantinya.


 SMA,,
masa remaja yang hampir mendekati dewasa.

IPA adalah jurusan yang ku ambil karena ku menyukainya. Mungkin karena telah tertanam jiwa alam di diriku.


IPA???  tentang Alaaamm....

Alam ciptaan Allah yang begitu indah. Muncullah kembali keinginan untuk menjadi sarjana kehutanan/perkebunan, yang bersangkutan dengan alam. Aku yang selalu ingin bisa berinteraksi dengan alam, tumbuhan, maupun hewan yang ada dihutan. Ingin ku rawat mereka. Inilah gabungan antara cita-cita ku dari kecil.

Dokter, Fotografer, dan sarjana kehutanan.

Waaw.... Semoga bisa tercapai. Aamin....


Di sinilah untuk pertama kalinya aku merasakan jatuh cinta.

Pacaran????!!!!

Ahahay.... yoi ^-^


DEWASA

Saat aku masuk di sebuah Perguruan Tinggi dan masuk di jurusan PUBLIC RELATION.

Public Relation?? 
              Apa itu??

Bukankah cita-cita  ku sebelumnya adalah Dokter/Fotografer/Sarjana Kehutanan ya????

Kok jadi Public Relation ya????

Aneh bukan??!!


Lagi-lagi kondisi dan mungkin memang kemampuan ku yang terbatas (Standar).

Di sinilah harus aku relakan dan ikhlaskan semua cita-cita yang ku harapkan kini berubah tak seperti yang aku inginkan.


Mulai saat inilah aku akan belajar untuk menyukai apa-apa yang ku dapatkan.

Jika memang sudah takdirku dan jalan hidup ku untuk meraih itu semua pasti akan terjadi.


Tak akan pernah aku sesali ini semua, karena ini adalah nikmat yang terindah yang Allah berikan untuk ku.. Dan aku tak akan berhenti berharap untuk masa depan ku yang cerah dan kebahagian kedua orang tua, kakak, dan semua keluarga.

Akan ku buktikan bahwa aku bisa membuat mereka bangga dan meneteskan air mata bahagia.... Aamiin.....

Thank’s to Allah