Minggu, 24 Januari 2016

Jatuh Cinta Diam-diam


Cinta memang tak mudah di ungkapkan begitu saja.
Cinta seorang wanita tak semudah cinta seorang pria yang bebas kapan saja diungkapkan.
Hati seorang wanita yang terlalu sabar menanti cintanya walau nantinya akan terluka terlebih dahulu melihat ia bersma wanita lain. Walaupun nantinya tak harus memiliki (tak jodoh).
Tetapi wanita yang selalu tegar dan kuat itu adalah wanita yang hebat.
Diam bukan berarti lemah. Tapi inilah wanita yang selalu bisa meneyembunyikan cintanya tanpa seorang pun yang tahu.. (mungkin iya malu) karena kebanyakan wanita memang seperti itu.
Rasa cintanya yang ditunjukkan hanya lewat sebuah perhatian kecil ataupun perhatian yang lebih dari biasanya kepria yang mereka cintai. Tak berani mengungkapkan rasa yang sebenarnya bergejolak kencang dalam hati, apalagi saat bertemu dngan sang pria yang ia cintai.
Menyembunyikan adalah salah satu beban yang sangat berat karena tak semudah yang difikirkan.
Harus bersabar menanti cintanya. Akankah berbalas ataukah tidak. Menunggu sesuatu yang tak pasti tanpa mau berpaling sebelum tahu apakah orang yang ia cintai mencintainya jua.

Cinta memang tak harus memiliki.
Aku sudah merasa bahagia ketika aku bisa mengenalnya, bisa sedekat ini dengannya, bisa diperhatikannya, walaupun akhirnya semakin lama semakin berbeda. Tak lagi sedekat dulu, tak lagi seperhatian dulu.
Aku tak kecewa Tuhaan.. Aku tak boleh kecewa..
Aku bersyukur bisa merasakan itu semua. Bisa merasakan hati yang berdebar-debar, jantung yang berdetak kencang dan tak menentu, dan tangan yang mulai dingin ketika bertemu dengannya. Apalagi berada di depannya, saling menatap satu sama lain, seolah kehabisan kata-kata. Tak sanggup lagi ku berbicara karena gugup dan selalu takut salah berbicara padanya.
Aku tahu rasa ini bukan rasa biasa. Aku bisa bohongi orang lain. Tapi aku tak bisa bohongi diri ku sendiri apalagi aku berbohong kepada-MU.
Tak bisa ku tahan gejolak rasa ini tapi aku terus berusaha menutupi rasa ini dari semua orang termasuk dia. Aku takut jika rasa ini salah untuknya. Aku takut ia tak memiliki rasa yang sama sepertiku. Aku takut nantinya aku terluka.
Biarkan aku memendam ini semua sendiri. Biarkan aku merasakan ini semua meski hanya sebetar dan hanya sebuah pertemanan yang kapan saja bisa terlupakan tapi itu sudah membuat ku sangat bahagia bisa merasakan betapa baiknya ia dimata ku, betapa sempurnanya ia dimataku dan dihatiku.
Biarkan waktu yang akan menjawabnya. Biarkan takdir yang menentukan. Biarkan Tuhan yg memastikan dan memutuskan akankah aku berjodoh dengannya untuk selamanya ataukah tidak.
Aku hanya selalu berdo’a meminta yang terbaik dari-MU.
Jika memang tak ditakdirkan untuk berjodoh, maka rasa ini akan musnah dengan sendirinya seiring waktu berlalu, tanpa disadari walaupun dalam waktu yang cukup lama.
Tetapi jika Tuhan mempertemukan dan menjodohkan serta telah takdirnya kelak aku akan hidup bersamanya selamanya.
#JatuhCintaDiamDiam
Mungkin ia telah mendapatkan wanita pujaannya. Bukan aku. Bahkan lebih sempurna dari ku. Itu adalah haknya. Aku tak pantas untuk kecewa kepadanya. Mungkin memang sebenarnya ia dari awal tak ada rasa apapun kepada ku selain hanya ingin menjalin sebuah hubungan pertemanan ataupun persahabatan.
Kini ia telah pergi menjauh dari ku.
Aku yang berharap bahwa ia adalah jodoh ku karena pertemuan pertama yg sangat mengesankan bagi ku (entah bagi dirinya).
Tapi mulai detik inilah aku harus bisa melupakan rasa yg baru bersemi di hati. Rasa yang baru saja tumbuh dan ku rasakan indahannya jatuh cinta. Itu semua harus ku hapus dari dalam hati dan fikiran ini walau sulit karena telah membekas walaupun sedikit tapi harus ku usahakan meski butuh waktu yang tak sebentar.
Mungkin dia bukan jodoh ku.
Mungkin dia bukan yang terbaik untuk ku
Aku prcaya Tuhan telah menyiapkan yang terbaik untuk ku meski bukan dirinya.
Sering terlintas, rasa iri kepada mereka yg telah memiliki pasangan masing-masing walaupun itu jodoh mereka atau bukan .
Iri karena sampai sekarang aku belum memiliki kekasih?
Ku tepis jauh-jauh rasa iri itu ketika aku mengingat mereka (kedua orang tua).
Aku harus memikirkan mereka. Bukan diriku sendiri. Aku masih punya mereka. Aku ingin membuat mereka bahagia terlebih dahulu. Bukan mementingkan ego ku sendiri.
Biarlah aku dengan keadaan ku sendiri ini hingga Tuhan memberikan yang terbaik untuk ku pada waktunya kelak.
Do’a ku adalah izinkan aku untuk membahagiakan kedua orang tua ku terlebih dahulu dengan mewujudkan semua impian yang telah ku rangkai saatini. Walaupun aku hanya sendiri untuk saat ini. Aku percaya suatu saat nanti akan ada yang datang untuk menemani hari-hari ku yang kosong.
Izin kan aku Tuhan….
Aamiin….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar