Manusia diciptakan dengan berbagai bangsa,
adat, dan jenis serta berbagai macam karakter dengan kecerdasan dan ketajaman
pikiran yang berbeda. Dalam lingkungan kehidupan organisasi kemasyarakatan,
baik sosial, ekonomi maupun politik, upaya untuk mencapai sasaran dengan
menggunakan kekerasan atau berdasarkan kekuatan otot belaka sudah bukan
zamannya lagi.
Bahkan dalam menyelesaikan suatu
perbedaan atau pertentangan maupun perbedaan kepentingan diperlukan dialog dan
musyawarah melalui lobi, meskipun adakalanya berlangsung alot dan membutuhkan
waktu yang relatif lama. Dewasa ini upaya melobi bukan lagi monopoli dunia
politik dan diplomasi, tetapi juga banyak dilakukan para pelaku bisnis,
selebritis dan pihak-pihak lainnya. Biasanya lobi-lobi dilakukan sebagai
pendekatan dalam rangka merancang sesuatu perundingan. Apabila lobi berjalan
mulus diyakini akan menghasilkan perundingan yang sukses.
Pelaksanaan
lobi menggunakan pendekatan komunikasi sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Aktivitas komunikasi dapat dilakukan oleh individu, kelompok, maupun organisasi
(profit atau nonprofit),
maupun lembaga pemerintahan. Sedangkan media komunikasi yang dapat digunakan
adalah dalam bentuk cetak, elektonik, media luar ruang, budaya, dan sebagainya,
yang melalui media tersebut, dapat menggunakan bahasa verbal maupun nonverbal.
Lobi merupakan
bagian dari aktivitas komunikasi. Lingkup komunikasi yang luas menyebabkan
aktivitas lobi juga sama luasnya. Lobi ditujukan untuk memperoleh sesuatu yang
menjadi tujuan atau target seseorang atau organisasi, dan apa yang dimaksudkan
tersebut berada di bawah kontrol atau pengaruh pihak lain (individu maupun
lembaga).
2.
Rumusan Masalah
a.
Apa pengertian
lobi?
b.
Bagaimana posisi
lobi dalam komunikasi?
c.
Apa hubungan lobi
dengan komunikasi?
d.
Apa fungsi lobi?
e.
Bagaiamana
persiapan melobi?
f.
Apa sasaran lobi?
g.
Apa tujuan lobi?
B. PEMBAHASAN
Lobi adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan individu ataupun
kelompok dengan tujuan mempengaruhi pimpinan organisasi lain maupun orang yang
memiliki kedudukan penting dalam organisasi dan pemerintahan sehingga dapat
memberikan keuntungan untuk diri sendiri ataupun organisasi dan perusahaan
pelobi.
Pengertian lobi dalam kamus Bahasa
Inggris~Indonesia susunan John M. Echols dan Hassan shadily, lobi diartikan: ruang
masuk (Gedung), mencoba mempengaruhi. Lalu lobbiyist diartikan: Seseorang yang
mencoba mempengaruhi pembuat undang-undang dan lain-lainnya.
Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia publikasi departemen pendidikan Nasional (d.h. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan), disebutkan lobi adalah: ruang teras didekat pintu
masuk hotel, bioskop dan lain sebagainya yang dilengkapi dengan beberapa
perangkat meja-kursi yang berfungsi sebagai ruang duduk atau ruang tunggu.
Melobi diartikan:
Melakukan pendekatan secara tidak resmi. Pelobian diartikan: Bentuk partisipasi
politik yang mengcakup usaha individu atau kelompok untuk menghubungi para
pejabat pemerintahan atau pemimpin untuk dengan tujuan mempengaruhi keputusan
atau masalah yang dapat menggantungkan sejumlah orang.[1]
Menurut Tarsis
Tarmudji, lobi adalah suatu (bentuk) pressure (tekanan) group yang
mempraktikkan seni mendapatkan teman yang berguna, dan memengaruhi orang lain.
Menurut A.B.
Susanto melobi pada dasarnya merupakan usaha yang dilaksanakan untuk
memengaruhi pihak-pihak yang menjadi sasaran agar terbentuk sudut pandang
positif terhadap topik lobi. Dengan demikian, diharapkan memberikan dampak positif
pula bagi pencapaian tujuan.[2]
Maka dapat ditarik beberapa pokok pikiran yang menjelaskan tentang lobi,
yaitu:
a.
Kegiatan lobi melibatkan beberapa
pihak, yaitu pelobi dan yang dilobi.
- Sasaran pelobi, orang atau pihak yang dilobi (biasanya pemerintah, politisi, tokoh yang memiliki kekuasaan atau pengaruh yang besar).
- Kegiatan lobi dapat dilakukan secara individual ataupun berkelompok, dengan sasaran berupa individu berpengaruh, kelompok, lembaga pemerintahan, lembaga nonpemerintah, perusahaan swasta, dan sebagainya.
- Pelobi melakukan kegiatan lobinya dengan tujuan untuk mememngaruhi mereka yang menjadi sasaran lobi.
- Kegiatan lobi juga dimaksudkan untuk memperoleh teman yang berguna.
- Ada unsur pressure (tekanan) pada saat kegiatan lobi tengah berlangsung untuk memperoleh hal yang diinginkan dengan cara-cara yang halus.
- Lobi adalah kegiatan yang bersifat infomal atau tidak resmi.
- Melihat asal katanya, lobi adalah ruang teras di dekat pintu masuk hotel, bioskop, dan sebagainya.[3]
2.
Posisi Lobi
dalam Komunikasi
Posisi lobi
berada dalam bagian ilmu komunikasi, khususnya Public Relations, sehingga dalam
melakukan lobi selalu berkaitan dengan teknik-teknik komunikasi.
- Teknik komunikasi informative, yakni suatu teknik komunikasi yang dilakukan agar orang lain (komunikan) mengerti dan tahu.
- Teknik komunikasi persuasive, merupakan suatu teknik komunikasi yang dilakukan agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain sebagainya. Teknik ini berlangsung dengan personal contact yang memungkinkan komunikator mengetahui, memahami, dan menguasai
- Teknik informasi instruksi, merupakan teknik komunikasi agar orang mengikuti suatu prosedur dan aturan-aturan tertentu
- Teknik informasi manusiawi dalam arti luas ialah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam segala situasi dan di dalam semua bidang kehidupan. Adapun hubungan manusiawi dalam arti sempit yakni interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan (work organization).
a. Lobi
merupakan kegiatan komunikasi yang bersifat informal guna membujuk, merayu,
atau mempengaruhi pihak lain agar pihak lain tersebut menyetujui usulan,
gagasan ataupun pokok pikiran si pelobi.
b. Lobi dapat
dilakukan di dalam beberapa konteks komunikasi, seperti komunikasi
intrapribadi, interpribadi, kelompok, organisasi massa.
c. Dalam
komunikasi organisasi, kerangka berpikir anggota organisasi harus diperhatikan
karena satu dan lainnya berbeda-beda.
d. Keberasilan
lobi dalam komunikasi kelompok dipengaruhi karena adanya teori tentang
komunikasi kelompok itu sendiri, alasannya adalah lobi kerap dilakukan tidak
hanya orang per orang, melainkan dilakukan tim.
e. Dalam
komunikasi politik, lobi juga berhubungan dengan propaganda (teknik
mempengaruhi), dan komunikasi persuasif (tujuan ingin membujuk).
f. Dalam
komunikasi antar budaya, lobi sangat diperlukan bagi para pelobi terutama bila
sasarannya adalah orang dari daerah atau bahkan negara yang berbeda, sehingga
konflik tidak akan terjadi.
4.
Fungsi Lobi
Menurut Grunig dan Hunt (1984), yaitu:
a.
Fungsi lobi
adalah untuk melindungi kepentingan organisasi/lembaga bisnis dengan membuka
komunikasi pada pihak pengambil keputusan.Membangun
koalisi dengan organisasi-organisasi lain.
b. Membangun
koalisi dengan organisasi-organisasi lain, berbagai kepentingan dan
tujuan-tujuan untuk melakukan usaha bersama dalam memengaruhi wakil-wakil
legislatif.
c. Mengumpulkan
informasi dan mempersiapkan laporan untuk legislator yang mewakili posisi
organisasi dalam isu-isu kunci.
d. Melakukan
kontak dengan individu-individu yang berpengaruh, dan wakil-wakil dari agensi
yang menyatu.
e. Mempersiapkan
pengamat dan pembicara ahli untuk mewakili posisi organisasi
terhadap legislator.
f. Memusatkan
debat pada isi kunci, fakta, dan bukti-bukti yang mendukung posisi organisasi.
g.
Sebagai wujud rasa toleransi antar pelaku komunikasi dalam organisasi maupun
institusi.
h.
Mempengaruhi keputusan atau kebijakan pihak lain
sehingga baik keputusan maupun kebijakan yang diambil akan menguntungkan
pelobi, organisasi ataupun pelobi.[5]
5.
Persiapan Sebelum Melobi
a. Pahami prinsip-prinsip kegiatan lobi.
b. Kenali sasaran lobi.
c. Pahami prinsip-prinsip membangun kepercayaan sasaran lobi terhadap diri.
d. Berikan gambaran manfaat yang didapat bila mendukung atau mengabulkan
permintaan.
e. Persiapkan berbagai fasilitas pendukung (waktu, tempat,
dan acara).
f. Mengetahui
parameter keberhasilan sama pentingnya dengan mengetahui tujuan lobi.
6.
Sasaran Lobi
a. Golongan
masyarakat yang biasa disebut dengan Kalangan Kosmopolit. Mereka adalah orang
yang memiliki wawasan dan pengetahuan yang cukup luas, yang tidak diragukan
lagi kemampuan maupun kecakapannya.
b. Anggota
organisasi yang memiliki kontak paling penting dengan pihak-pihak legislatif,
eksekutif maupun yudikatif.
c. Tokoh
masyarakat yang sudah dikenal kredibilitasnya, integritas maupun reputasinya,
tokoh LSM, dan individu-individu berpengaruh lainnya.
d. Kalangan
jurnalis (wartawan dan redaktur) yang memiliki networking dan jaringan
informasi cukup luas, serta memiliki power untuk membentuk opini.
e. Pejabat
tinggi negara seperti anggota legislative (DPR/D), eksekutif (pejabat
pemerintah, seperti menteri, dirjen, gubernur, walikota, dan sebagainya) dan
yudikatif (MA, Departemen Kehakiman dan HAM), yang keputusankeputusannya bisa
mengubah segalanya baik di bidang politik, hukum, perundang-undangan, sosial ekonomi, dan sebagainya.[6]
7.
Tujuan Lobi
a. Aktivitas
(komunikasi) yang dilakukan untuk mempengaruhi (meyakinkan) orang atau pihak
lain, sehingga orang atau pihak lain itu sependapat dan seagenda.
b.
Mencapai laba. Pada organisasi nirlaba, laba adalah
mendapatkan dukungan moral, materi dan dukungan pendanaan, organisasi nirlaba
tidak akan dapat menjalankan organisasinya.
c.
Berkesinambungan (sustainable)
d. Memberikan
keuntungan kepada masyarakat dan Negara.
Tujuan PR Menguasai
Kemampuan Melobi:
a. Untuk
menciptakan hubungan dengan berbagai pihak yang memiliki pengaruh di berbagai
bidang kehidupan.
b. Mempengaruhi
dan meyakinkan pihak-pihak yang terkait, yang sesuai dengan kepentingan
organisasi atau perusahaan.
c. Menempatkan
posisi tawar-menawar organisasi pada tempat yang menguntungkan, namun tidak merugikan
pihak-pihak tersebut.[7]
C.
PENUTUP
Kegiatan lobi melibatkan beberapa pihak, yaitu pelobi
dan yang dilobi. Kegiatan lobi dapat dilakukan secara individual ataupun
berkelompok, dengan sasaran berupa individu berpengaruh, kelompok, lembaga
pemerintahan, lembaga nonpemerintah, perusahaan swasta, dan sebagainya. Pelobi
melakukan kegiatan lobinya dengan tujuan untuk mememngaruhi mereka yang menjadi
sasaran lobi. Ada unsur pressure (tekanan) pada saat kegiatan lobi tengah
berlangsung untuk memperoleh hal yang diinginkan dengan cara-cara yang halus.
Lobi adalah kegiatan yang bersifat infomal atau tidak resmi.
Lobi
merupakan bagian dari konsep komunikasi secara umum yang bertujuan
mempengaruhi, menarik perhatian, manarik simpati, menimbulkan empati,
menyampaikan informasi dari dan atau ke seseorang, kelompok, organisasi,
perusahaan, lembaga negara bahkan negara. Selain itu, dalam konteks PR, hal ini
merupakan sesuatu hal yang dihadapi seorang PR ketika akan melakukan suatu
hubungan kerjasama atau ketika akan melakukan suatu penyelesaian masalah.
Bahwa di dalam keberhasilan lobi ini tidak lepas dari proses komunikasi
yang baik. Dan tentunya seseorang yang menjadi pelobi tersebut harus terlebih dahulu pengetahuan
atau informasi mengenai siapa yang menjadi subjek di dalam lobinya dan di dukung pula
dengan pesan-pesan yang nantinya akan disampaikan di dalam forum tersebut
sehingga kegiatan melobi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Karena itu
sebagai komunikator, baik negosiator, lobbyist harus dapat memahami
kliennya yang di pihak lain berperan sebagai komunikan.
[1] Zainal Abidin
Partao, Teknik Lobi dan Diplomasi Untuk Insan Public Relations, (Jakarta: PT. INDEKS, 2007), 12.
[3] Zainal
Abidin Partao, Teknik Lobi dan Diplomasi Untuk Insan Public Relations, (Jakarta: PT. INDEKS, 2007), 15.
[5] Zainal
Abidin Partao, Teknik Lobi dan Diplomasi Untuk Insan Public Relations, (Jakarta: PT. INDEKS, 2007), 23.
[6] Zainal Abidin Partao, Teknik Lobi dan Diplomasi Untuk Insan Public Relations, (Jakarta: PT. INDEKS, 2007), 25.
[7] Zainal Abidin Partao, Teknik Lobi dan Diplomasi Untuk Insan Public Relations, (Jakarta: PT. INDEKS, 2007), 27.
Panuju,
Redi. 2010. Jago Lobi dan
Negosiasi. Jakarta: Interprebook.
Partao, Zainal
Abidin. 2007. Teknik Lobi dan Diplomasi Untuk Insan Public Relations. Jakarta: PT.INDEKS.
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu,
Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar