Kamis, 07 Mei 2015

Ilmu Mantiq (Pernyataan yang Sama)


PENDAHULUAN

Ilmu mantik adalah bahasa arab yang merupakan terjemahan dari kata logika, suatu hasil yang gemilang dari Aristhoteles (384-322 SM). Seorang filosof ulung dari Yunani. Ilmu mantik adalah ilmu tentang kaedah-kaedah yang dapat membimbing manusia kearah yang berfikir secara benar yang menghasilkan suatu yang benar sehingga terhindar berfikir secara keliru yang menghasilkan kesimpulan yang salah. Kaedah-kaedah tersebut tidak hanya membimbing manusia bagaimana ia berfikir melainkan mengajarkan juga  mengajarnya tentang cara berfikir supaya dengan segera ia  bisa sampai kepada kesimpulan yang benar.
Pada kesempatan ini pemakalah akan mencoba menjelaskan salah satu kaedah-kaedah yang terdapat dalam ilmu mantik ini, yaitu kaedah mengenai Penalaran tak Langsung(al-Istidlaal goiru al-mubasyarah)
ilmu ini sangat penting untuk dipelajari sebab ilmu ini berperan pentingan dalam mengasah otak agar dapat menghasilkan penalaran-penalaran yang benar dan bermanfaat.


PEMBAHASAN

A.    Permasalahan
Setiap pernyataan dalam bentuk A, E, I atau O dapat kita tarik permasalahan lain yang tersirat di dalamnya. Permasalahan itu adalah semakna dengan pernyataan aslinya tertapi berbeda dalam redaksinya. Dalam logika proses ini disebut penyimpulan Eduksi. Eduksi memberitahu kita bagaimana seharusnya mengubah suatu proposisi kepada proposisi lain tanpa mengubah makna, disamping member pedoman apakah dua proposisi kategori atau lebih mempunyai makna yang sama atau beda.[1]

B.     Teknik-Teknik Eduksi
Untuk menyatakan suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna serta menguji kesamaan makna dari beberapa proposisi yang kita hadapi kita perlu mengetahui proses penyimpulan eduksi, melalui teknik konversi, obverse kontra posisi dan inverse.
1.      Konversi
Adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna dengan menukar kedudukan subyek dan predikat pernyataan aslinya. Subyek pernyataan pertama menjadi predikat dan predikatnya menjadi subyek pada proposisi yang baru.  Jadi kita beralih dari pernyataan tipe S P kepada tipe P S.
Tetapi kita harus waspada, karena tidak selamanya dengan pembalikan begitu saja akan di dapat proposisi baru yang benar.
Sedangkan pernyataan aslinya disebut Konvertend sedangkan penyataan baru yang dihasilkan disebut Konverse. Agar didapat Konverse yang benar perlu diperhatikan patokan berikut:

ü  Pernyataan bentuk A harus dikonversikan menjadi I
ü  Pernyataan bentuk I konversinya bentuk I juga
ü  Pernyataan E konversinya bentuk E juga
ü  Pernyataan O tidak dapat dikonversikan
Penting di etahui bahwa dalam proses konversi kita tidak terikat semata-mata dengan kata-kata pada pernyatan aslinya, tetapi boleh saja menambah untuk menjaga agar makna proposisi pertama tidak berubah.
Bila kita terikat semata-mata dengan term yang ada pada pernyataan aslinya akan didapat konverse yang janggal.
Pernyataan betuk singular konversinya diperlakukan sebagaimana bentuk universal. Manakala proposisinya positif diperlakukan sebagaimana bentuk A dan apabila negatif diberlakukan sebagaimana bentuk E.
Dari permasalahan di atas dapat simpulkan proses konversi dari semua bentu proposisi, yaitu:
a)      Bentuk A, dibalik dan diubah menjadi I
b)      Bentuk I, tinggal dibalik saja
c)      Bentuk E, tinggal dibalik saja
d)     Bentuk O, tidak bisa dikonversikan

2.      Obversi
Adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna dengan mengubah kualitas pernyataan aslinya. Jika pernyataan semua positif, maka permasalahan yang dihasilkan negative, begitu sebaliknya. Dengan kata lain, kita mengungkapkan kembali makna suatu proposisi dengan mengkontradiksikan predikat pernyataan aslinya. Jadi kita beralih dari pernyataan tipe S P menjadi tipe S tak-P atau tipe S tak-P menjadi tipe S P. jika pada teknik konversi didapati ada perubahan dalam kuantitas tanpa perubahan pada kulitas, maka pada teknik ini harus mengubah kualitas tanpa mengubah kuantitas proposisi.
Pernyataan aslinya disebutobvertend dan pernyataan yang dihasilkan disebut obverse. Observe dari keempat bentuk proposisi adalah:
·         Bentuk A menjad E
·         Bentuk I menjadi O
·         Bentuk E menjadi A
·         Bentuk O menjadi I

3.      Kontraposisi
Adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna, dengan menukar kedudukan subyek dan predikat pernyataan asli dan mengontradiksikan masing-masingnya. Jadi kita beralih dari permasalahan tipe S P kepada permasalahan tipe S P kepada permasalahan tipe tak-P tak-S.
Proses pengungkapan kontraposisi tidak memerlukan patokan baru karena untuk menghasilkan prposisi dimaksud, tiggal menggunakan teknik konversi dan obverse yang sudah dikenal. Caranya adalah membuat obverse dari permasalahan aslinya, kemudian konverskan dan selanjutnya obversikan. Hasil dari obverse inilah didapati proposisi kontraposisi. Pernyataan aslinya disebut kontraponend dan pernyataan yang disebut kontrapositif.
Secara bertahap proses penyimpulan kontraposisi dari semua bentuk adalah sebagai berikut:
·         Bentuk A, menjadi A
·         Bentuk I
·         Mentuk E, menjadi O
·         Bentuk O, menjadi O[2]

Berdasarkan pedoman tersebut dapat membuat proposisi kontrapositif secara langsung:
ü  Kontrponend: semua patriot adalah pemberani
ü  Kontrapositif: semua yang non-pemberani adalah non-patriot
ü  Kontraponend: semua perjudian tidak diizinkan
ü  Kontrapositif: sebagian yang non-diizinkan adalah bukan non-perjudian
ü  Kontraponend: sebagian politikus tidak berpendidikan tinggi
ü  Kontrapositif: sebagian yang non-berpendidikan tinggi adalah bukan non-politikus.

4.      Inversi
Adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna dengan mengontradiksikan subyek dan predikat pernyataan aslinya. Jadi kita beralih dari permasalahan tipe S P menjadi tipe tak-S tak-P.
Untuk menhasilkan proposisi inverse harus menggunakan teknik obverse dan konversi secara bergantian dan berulang-ulang sehingga mendapatkan proposisi dimaksud. Oleh karena itu, tidak hanya sekali menggunakan teknik obverse dan konversi maka pernyataan I dan o tidak dapat ditarik proposisi inversinya.
Jadi dalam proses menyimpulkan inverse hanya bisa diterapkan untuk permasalahan A dan E saja. Patokan lain yang perlu diperhatikan adalah: bila pernyataan aslinya bentu A maka proposisi yang dihasilkan I dan bila E yang dihasilkan O. Bila pernyataan asli berbentuk A proses inversinya harus mulai dengan obverse  sedangkan bila E harus dimuli dengan konversi. Pernyataan asli disebut Invertend dan pernyataan yang dihasilkan disebut Inverse.[3]


KESIMPULAN

Ilmu mantik adalah bahasa arab yang merupakan terjemahan dari kata logika, suatu hasil yang gemilang dari Aristhoteles (384-322 SM).
Proposisi adalah suatu penuturan (assertion) yang utuh misalnya, karate adalah salah satu seni bela diri.
Jika didefinisikan preposisi diartikan sebagai ungkapan keputusan dalam kata-kata, atau juga manifestasi (pernyataan) dari sebuah keputusan/pembicaraan logika dan pernyataan fikiran.
Menurut bentuknya proposisi terbagi menjadi 3 :
a.       Proposisi hipotetik yaitu proposisi yang antara bagian-bagiannya terdapat hubungan oposisi, kesamaan, dll.
b.      Proposisi disyungtif yaitu tipe preposisi kondisional yang kebenarannya digantungkan pada syarat tertentu.
c.       Apabila dua pernyataan ditampilkan simultan itulah apa yang oleh logika disebut Oposisi atau hubungan logika.
Pernyataan yang sama yaitu bagaimana seharusnya mengubah suatu proposisi kepada proposisi lain tanpa mengubah makna.disamping memberi pedoman apakah dua proposisi kategorik atau lebih mempunyai makna yang sama atau berbeda.



DAFTAR PUSTAKA

Mundiri. 2006. Logika. Jakarta: RajaGrafindo Persada




[1]               Mundiri. Logika. Jakarta: PT. Rajabrafindo Persada. 2006. Hlm. 83
[2]               Ibid. Hlm. 92
[3]               Ibid. Hlm. 94

Tidak ada komentar:

Posting Komentar